Mas BEM,
Dia lelaki asing buatku. Bahkan sangat asing. Nama aslinya pun hingga sekarang aku tak ingat. Cuma tiga huruf yang aku tak pernah lupa: B...E...M. Dibilang kenal sebenarnya juga tidak. Bertemu muka saja sampai sekarang belum pernah.
Aku mengenal pria baik ini saat awal-awal memasuki dunia friendster. Kebetulan saat itu yang lagi aku uber adalah teman seangkatan dan sealmamater. Lalu ketemulah dengan pria baik ini. Aku memang tidak kenal sampai sekarang. Tetapi aku sangat yakin, sejak pertama dulu ’bertegur sapa’ hingga saat ini, bahwa dia memang pria baik. Keyakinanku bukannya tidak berdasar. Kesaksian orang-orang dekatnya, dan begitu banyaknya teman-temannya, makin meneguhkan keyakinanku, dia pria baik. Kalau saja aku ini perempuan, mungkin aku tak akan ragu berterus terang untuk mencintainya. Beruntung benar Perempuan yang mendampingi perjalanan hidupnya.........
Dulu, aku pernah berhasrat kuat menemuinya. Hanya untuk ngobrol, bertukar pengalaman dan berbagi cerita sebagai sesama alumni. Aku pernah berjanji beberapa kali via sms kalau ngga salah. Sayang, dia memang sibuk, dan aku juga sok sibuk. Tuhan memang belum ’menjodohkan’ pertemuanku dengannya. Mungkin, suatu saat jika pertemuan itu akan membawa perubahan hidup yang lebih baik, Tuhan pasti akan membantuku. Kapan ya mas, bisa ngobrol?
Saat ini aku hanya bisa menduga-duga. Kakak kelasku ini punya kelapangan hati yang maha luas (mahanya pakai m kecil, biar ngga menyekutukan Tuhan). Ringan tangan, tanggap membantu kesusahan orang lain. Curahan cintanya mungkin...ah..aku takut salah menilai....Tuhan, aku Cuma minta Kau pertemukan dengan orang-orang yang punya kelapangan hati dan kedalaman cinta. Jika ada 1000 BEM, pertemukan semua denganku..
Terimakasih mas B E M
01 Agustus, 2006
No comments:
Post a Comment