Friday, April 6

Ontran-ontran Penutup Tahun

Belakangan ini kita mendapat suguhan berita heboh : polygaminya AA Gym – Rini dan skandal seks anggota DPR, YZ dan pedangdut ME. Pro kontra polygaminya AA Gym nyaris menjadi sajian media massa setiap hari. Radio-radio menjadikan isu ini sebagai topik diskusi, infotainment silih berganti menayangkan ’ketidaklaziman’ yang dilakukan pimpinan pesantren Darut Tauhid itu. Bahkan seorang SBY pun merasa perlu mengomentari isu polygami ini.

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Meneg PP) Meutia Hatta malah sudah ancang-ancang mengusulkan perombakan PP No. 1/1974 tentang larangan berpolygami bagi PNS. Konon, Meneg PP yang banyak didukung aktifis perempuan akan melebarkan larangan polygami itu, bukan hanya untuk PNS tetapi juga pejabat publik lainnya. Tak terkecuali Presiden, Wapres, Menteri, termasuk anggota DPR.

Sementara itu, skandal seks YZ – ME masih menjadi ’bola panas’, terus menggelinding yang belum bisa ditebak bagaimana endingnya. Ruhut Sitompul yang dipercaya ME sebagai kuasa hukum, ikut menemai roadshow perempuan itu ke sejumlah stasiun televisi. Di awal kemunculannya, ME menunjukkan wajah sedih, bahkan matanya sembab. ME tidak membantah, bahwa sosok perempuan di video mesum berdurasi 42 detik itu adalah dirinya. Akan halnya YZ, meski dia mengakui lelaki di video itu sebagai dirinya, namun YZ tidak melakukan ’show of force’ di depan publik seperti yang dilakukan oleh lawan ngeseksnya itu.

Diluar sorotan video mesum itu, di luar beredaran rumor bahwa dibalik skandal ini ME melakukan pemerasan terhadap YZ. Namun YZ kekeuh tak melayani ancaman pemerasan yang disebut-sebut sebesar Rp 5 miliar itu. Konon khabarnya, dua hari sebelum skandal ini mencuat ke publik, ME pernah menawarkan video itu ke sebuah production house. Jauh hari sebelumnya, ME juga sempat membuat ’pengakuan’ di depan aktifis Golkar lainnya bahwa dia akan membuat ’kejutan’ dengan skandal yang sudah dilakoninya dengan YZ sejak empat tahun lalu itu. Pasti tidak banyak yang tahu kalau beberapa tahun yang lalu ME dan istri YZ pernah bertengkar hebat. Keduanya saling jambak rambut di Hotel Mulia, dan khabarnya istri YZ memaki ME, ”Dasar lonte gatal!”

Bagaiamana dengan Ruhut Sitompul, apakah keberadaannya sebagai kuasa hukum ME semata-mata kebetulan? Hanya membantu sesama kawan seprofesi yang sedang dirundung masalah? Atau ME dianggap sebagai korban lalu perlu diadvokasi? Hanya Ruhut dan ME lah yang tahu. Yang jelas, ada rumor kalau jauh hari sebelumnya Ruhut pernah menyatakan akan membuat perhitungan dengan YZ. ”Akan kukerjai dan kuhabisi YZ,” kata temanku mengutip sumber di senayan. Rumor itu juga mengait-kaitkan skandal ini dengan kepentingan politik mantan petinggi Golkar sebelumnya. Benar tidaknya rumor itu memang belum bisa dipertanggungjawabkan. Kita lihat saja, apakah akan ada kejadian luar biasa setelah ini.

*****
Mengapa orang begitu meributkan kedua kasus itu? Terang saja, AA Gym selama ini telanjur dilabeli sebagai ’penjaga hati’. Umat tampaknya tidak siap dengan tindakan AA Gym yang memadu teh Ninih. [padahal teh Ninih saat ini dinominasikan sebagai ’perempuan luar biasa’ tahun ini oleh sebuah radio swasta, bersaing dengan Ratna Megawangi, Tina Elyas Pical, jua Neno Warisman). apapun alasannya, umat—terutama kelompok perempuan---tetap tidak ikhlas tokoh panutannya berpolygami. Memang agama membolehkan, tetapi ketika istri diduakan, apakah masih bisa disebut menjaga hati? Mungkin begitulah gugatan orang-orang.

Keputusan AA Gym jelas bukan perintah agama---sekali lagi meski agama membolehkan. Alasan menyelamatkan janda—seperti yang sering disitir Zainuddin MZ dulu---rasanya juga terlalu mengada-ada. Apakah jalan satu-satunya untuk menolong janda hanya dengan mengawininya? Bisa saja AA merasa menolong, dan teh Rini tertolong karenanya. tapi lihatlah AA, apakah Teh Ninih menjadi lebih nyaman dengan keputusan yang AA ambil? Pasti itu sangat berat buat teh Ninih. Apakah ini namanya adil? Lagipula, di sebuah tabloid AA bilang kalau keputusan itu untuk menghindari ’keributan’ santri-santri AA yang juga jatuh hati sama teh Rini.

Betapa egoisnya AA. Di manapun, pemimpin bijak itu selalu menomorsatukan kepentingan anak buah. Kalau AA malah ’merenggut’ hak anak buah, apakah AA masih layak disebut pemimpin? Kalau aku jadi AA, aku akan pilihkan teh Rini dengan salah satu santri AA yang terbaik. Aku yakin, semua santri AA akan menerima keputusan ini. AA bukan hanya mengayomi, tetapi juga memberi keadilan buat semuanya.

Tentang skandal YZ – ME sendiri, aku tidak berkepentingan untuk bersikap memihak siapa. Buatku, skandal itu jelas-jelas memalukan. Tidak patut dilakukan oleh seorang pejabat publik yang mestinya bisa jadi panutan, bukan hanya konstituennya tetapi juga seluruh rakyat. Kita juga tidak bisa mengutuk ME, kalau misalnya apa yang dilakukan dengan YZ itu bagian dari profesinya, lonte. Siapa tahu?

Terlepas dari semua itu, baik YZ maupun ME sama-sama menjadi korban (dengan catatan keduanya bukan pelaku penggandaan video mesum itu). Tetap YZ jelas lebih berat beban yang harus dipikulnya. Bayangkan, betapa malunya YZ, keluarganya, juga anak-anaknya. Pernahkah terpikir oleh si pelaku penggandaan video ’terkutuk’ itu, bila di sekolah anak-anak YZ dipandang zinis dengan sebutan : anak pezina, anak pemain film porno, atau olok-olok merendahkan lainnya. Penderitaan YZ semakin lengkap ketika dia harus kehilangan jabaran di DPP Golkar dan sebagai anggota DPR. Tapi salut untuk yang terakhir ini, dengan gentle YZ mundur sukarela sebagai bentuk pertanggungjawaban atas perilaku asusilanya.

*****
”YZ sedang sial saja. Seandainya dinding-dinding DPR bisa bicara, mereka akan mengungkap siapa saja anggota DPR yang perilakunya sama dengan YZ”, kata Permadi di suatu kesempatan. Sayang, dinding-dinding DPR tetap membisu, tak bisa memberi kesaksian atas perilaku seks para anggota DPR yang dulu terhormat itu.

”Kena sial”, ungkapan ini rasanya pas banget. Betapa tidak, membuncahnya hasrat biologis yang ditunjukkan YZ – ME itu sebenarnya cerita klise. Seks, dari dulu sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari orang-orang yang punya duit dan kuasa. (bukan berarti orang tak berduit dan tak punya kuasa bebas dari perilaku ini). AA Gym melakukan polygami, tak bisa dipungkiri karena dia punya duit dan kuasa. Bedanya, AA Gym absah melakukannya, sedangkan YZ tidak memiliki pijakan hukum (agama dan hukum hukum positif).

Seks, bagi orang-orang semacam YZ seolah menjadi bumbu yang menyedapkan bagi keberlangsungan kekuasaannya. Di masa lalu, semua raja di Nusantara ini pasti beristri lebih dari satu. Gundik, atau selir bagi raja-raja adalah bagian dari cara dia untuk mencengkeramkan kekuasaannya. Kawin politik antara raja dengan anak demang, bupati, patih, ataupun anak kepala desa—sekalipun Cuma sebagai selir—akan memaksa ’besan’ sang raja untuk tetap tunduk dan patuh pada kekuasaannya.

Para raja itu juga percaya, bahwa semakin banyak selir-selir yang bisa dikeloni, akan membuat mereka awet muda. Ini adalah mitos yang dipercayai di banyak tempat di dunia ini. Mengoleksi selir, lalu melakukan ritual seksual di malam bulan purnama adalah cara ampuh untuk beroleh umur panjang. Boleh percaya boleh tidak, namun tradisi ini tercatat rapi dalam sejarah kuno kaisar-kaisar Tiongkok.

YZ, dan AA Gym tentu tidak sedang memerankan diri sebagai raja. Yang mereka lakukan sebenarnya tak lebih dari ekspresi naluri kelelakiannya, yang juga dilakukan oleh banyak lelaki dengan strata sosial yang berbeda-beda. Kemana lagi menyalurkan hasrat biologis itu kalau tidak ke pangkal paha perempuan. ”rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya, nikmat pangkal paha”, kata Prof. Dr. Damardjati Supadjar.

Buat para lelaki : jika kamu ingin melakukan seperti yang dilakukan AA Gym ataupun YZ, pikirkan seribu kali sebelum bertindak! Jika niatmu Cuma berselingkuh, sebaiknya jangan pakai perasaan. Jika niatmu bersenang-senang, jangan membuat pasangan selingkuhmu terikat dan bergantung kepadamu. Jika niatmu ingin mencari sensasi, mengapa tidak dengan istri atau pasangan setiamu saja. Jika niatmu ingin ’berbagi harta’, mengapa tidak kamu salurkan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin yang jumlahnya di sini bejibun itu. Yang penting dari semua itu, jika mau berasyik masyuk dengan pasangan selingkuh, atau gundik-gundikmu, pastikan kamarmu bebas kamera, bebas mata-mata, dan kamulah yang menentukan di mana kamu akan berasyik-masyuk. Tetapi, paling penting dari semua itu, pesan etiknya adalah : sebaiknya kita tidak berselingkuh, pun juga tidak berpolygami.

Buat para perempuan : kalian boleh menyangkal, kalau kalian bukan penggoda lelaki. Kalian boleh menyangkal, wanita bukan satu dari tiga godaan manusia selain harta dan tahta. Pikirkan, jika kalian mau diselingkuhi lelaki atau dijadikan gundik, atau jadi madu : Saat itu juga kalian memulai penghancuran terhadap keluarga lelaki yang menyelingkuhimu. Jadi, sebaiknya kalian perempuan setialah pada lelakimu.

Benar kata Gus Mus, dari pada ngributin urusan polygami, lebih baik mikirin persoalan umat yang lebih penting lainnya. Bukankah di negeri ini masih banyak yang lebih perlu dikasihani: misalnya para korban bencana alam yang belum benar-benar terurus; Korban Lapindo yang berlarut-larut hanya dijadikan bahan diskusi; para pemimpin yang bebal terhadap kehendak umat yang dipimpinnya; para pejabat yang masih kerepotan melepaskan diri dari lilitan kepentingan materi; dan sebagainya dan seterusnya.

10 Desember 2006

No comments: