
Mana yang benar, terung Belanda atau Terong Belanda? Ah, itu tak penting. keduanya toh merujuk pada buah yang sama. Terong Belanda, buah pir, markisa, strawberry adalah beberapa jenis buah yang baru aku kenal dan aku rasakan setelah besar. Di kampungku sana, aku tak pernah mendegar dan melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana wujud, dan warna buah itu, juga belum pernah merasakannya.
Khusus terong Belanda, aku baru melihat wujudnya secara langsung belum lama ini. Adalah Asri, Mr. P, Alvin dan Masda yang hari itu menghantarkanku untuk "mengenal lebih dekat" si empunya nama, terong Belanda. Praktis sedari kecil tak pernah kudengar nama buah ini. Baru setelah kuliah aku bisa merasakan terong Belanda yang sudah diblender menjadi juice (kok bisa dibaca jussss ya?). Di Kafe Pante Perak, tidak jauh dari Masjid Baiturrahman, NAD, sore itu aku memesan juice terong Belanda. Rasa dahaga dan capekku seperti lenyap setelah menyeruput juice terong belanda yang konon buahnya banyak dihasilkan di Brastagi-Medan itu.
Sejauh ini aku memang baru bisa mendengar dan merasakan Terong Belanda. Tetapi melihat wujudnya secara fisik, kali pertama ya di Kafe Pante Perak itu. Senangnya, ternyata aku bukan satu-satunya orang yang belum pernah melihat bentuk fisik terong Belanda. Kalaupun malu, masih ada temannya lah. Aku lupa, siapa yang mengusulkan agar aku minta terong Belanda yang masih utuh dari pelayan kafe itu. Itu terjadi karena aku berterus terang belum tahu seperti apa gerangan buah ini. Kalau tidak Asri ya Alvin yang menggerakkan kakiku sore itu untuk minta sebuah terong Belanda dari pelayan kafe. Setelah "merayu" si pelayan, akhirnya kudapatkanlah itu buah. Tidak terlalu exiting memang, tetapi rasanya puas karena rasa penasaranku selama ini terbayar sudah.
Secara fisik, terong belanda tidak terlalu besar. Kira-kira hanya sepertiga atau seperempat kepalan tanganku. Aku tak beroleh jawaban, apakah buah di depanku ini ukurannya berkategori kecil, sedang, standar atau besar. Harap mafhum, aku cuma mendapatkan sampel satu-satunya. Tidak ada buah lain yang jadi pembanding untuk ukurannya. Mungkin suatu saat aku harus minta lagi ke pelayan kafe, atau kalau perlu main ke Brastagi, biar bisa melihat ukuran rata-rata buah ini.
Jika terong ini satu keluarga dengan jenis terong sayur yang banyak dikenal orang selama ini, pasti di dalam banyak terdapat bijinya. Warnanya sedikit keungu-unguan, berpadu dengan hijau muda dan sedikit coklat. Tetapi warna ungu mendominasi kulit buah ini. Menurut Alvin, katanya ada juga yang berwarna orange tomat (terbayangkan?). Dan benar, setelah aku telusuri ke sana kemari, memang ada jenis terong Belanda warna orange tomat ini. Bentuknya agak lonjong, entahlah kalau ada yang bulat. Kulitnya sedikit lebih kasar dibandingkan dengan terong sayur. Sepertinya juga sedikit lebih alot. Aku tidak tahu apakah jenis terong Belanda lebih tahan layu daripada terong sayur. Dugaanku seperti itu. Paling tidak, ketika kupijit terong ini agak keras. Lebih keras dibandingkan terong sayur kebanyakan.
Dalam waktu singkat, terong yang tadi kupegang berpindah tangan diantara kami berempat. Rupanya semua sama-sama penasarannya, dan sepertinya sama-sama tak punya banyak referensi tentang buah ini. Kecuali rasanya yang sering dicicipi dalam bentuk juice itu. Manis, sedikit sekali asamnya dan memiliki aroma yang khas. Tentu saja khas Terong Belanda. Sedikit "langu" aromanya kata orang Jawa. Bagaimanapun, inilah salah satu juice favoritku selain jambu dan alpukat.
Andaikan Terong ini memiliki perasaan, pasti dia merasa bangga. Betapa tidak, sore itu buah ini menjadi "rising star" diantara kami berempat. Si Terong Belanda menjadi topik hangat obrolan. Bahkan Aku dan Asri bergantian memotret sang bintang ini. Iseng-iseng kutaruh buah ini di atas Hp-ku. Jepret..., jadilah gambarnya. "Not too bad", komentar Asri. "Ini akan jadi satu bahan ngerumpi di blog", kataku menimpali. Lalu giliran Asri yang menjepretnya. Dengan sedikit sentuhan, Asri mencoba meletakkan si terong di atas selembar tisu. "Jepret,..jadilah. Hasilnya sedikit lebih baik. Maklum, Asri yang punya kamera, dan hasil bidikan-bidikannya yang ditunjukkan kepadaku, "Mengagumkan!", meski cuma bermodal kamera saku digital, resolusi 6 megapixel.
Sekarang, sang bintang aku pasang penampilannya di halaman ini. Bagi yang belum pernah melihatnya, biar terjawab rasa kepenasarannya.
9 April 2007
2 comments:
makasiih... info na cukup membantu ku...
saya lagi mendalami tentang terung belanda...
Post a Comment