Malam ini (26/10), penceramah tarawih menyampaikan materi tentang ujian dan cobaan dalam hidup. Tak banyak yang aku ingat materi yang dia sampaikan. Hanya dia sempat memaknai ulang tentang definisi ‘fitnah’, yang sedikit berbeda dari pandangan umum selama ini. Ia tidak sependapat kalau definisi fitnah sebagai ‘menuduh orang berbuat sesuatu tanpa didasari oleh bukti yang bisa dipertanggungjawabkan’, dengan mengambil contoh tayangan-tayangan infotaintmen dengan menu utama gossip para artis.
Fitnah, baginya adalah ketika perempuan, harta kekayaan, jabatan, atau sesuatu yang kita banggakan lalu membuat kita lupa diri dan menjerumuskan kita pada tindakan maksiat. Ketika jabatan menjermuskan kita pada perilaku korupsi, maka itulah fitnah. Atau ketika perempuan-perumpuan cantik telah merongrong syahwat kita lalu membuat kita lupa dan melakukan perzinaan. Itulah fitnah menurutnya.
Definisi ustadz---yang saya duga dari kelompok jama’ah tabligh[1] ini---mengingatkanku pada pesan-pesan yang sering disampaikan kakakku. Televisi dengan tontonan-tontonannya, adalah fitnah. Karena orang jadi lupa agama, lupa sholat, gak mau mengaji, dan hal-hal buruk lainnya. Itulah fitnah yang sempat kuingat dari kakakku.
Hebatnya ustadz satu ini, bisa mengahafal selebritis-selebritis kelas dunia, dari Madonna, Broke Shield, Cindy Crawford, Pamela Anderson, Jennifer Lopez, Britney Spears, sampai Michael Jackson yang menghabiskan jutaan dollar AS untuk bisa membantunya tidur pulas. Yang terakhir ini sang ustadz membaca dari suatu majalah.
Dilihat dari pengetahuannya tentang selebritis-selebritis penghibur itu, aku hanya bisa menduga-duga kalau dulu mungkin dia termasuk orang ‘gaul’. Atau kalau tidak, kemungkinan kedua adalah memang dia termasuk ustadz moderat—meski aku ragu, tak satupun ustadz jamaah tabligh yang moderat dalam melihat persoalan duniawi, karena selalu hitam putih—yang terus mengupdate diri mengikuti perkembangan dunia global, termasuk dunia hiburan.
Satu hal yang menarik, adalah joke-nya soal lafadz yang harus diucapkan bila orang Islam mendengar saudaranya meninggal. Para ulama sufi mengucapkan ‘alhamdulillah’ manakala sahabatnya meninggal, karena berarti orang itu sudah terlepas dari beban/ujian fitnah. Tapi dengan arif, dia tidak menyarankan kita-kita mengucap, alhamdulillah, melainkan tetap innalillahi wa inna ilaihi roji’uun, sebagaimana perintah Nabi dan Qur’an selama ini. Karena kalau tidak, kita bisa dihujat orang bila mengucap alhamdulillah saat istri atau tetangga kita meninggal.
Rabu, 26 Oktober 2005: 22.30 WIB
--------------------------------------------------------------------------------
[1] Keyakinanku bahwa ustadz ini jamaah tabligh, antara lain berdasarkan : waktu menutup ceramah, dia mengatakan: “Yang benar dari Allah, yang salah kekhilafan dari saya”; cerita tentang bule masuk Islam gara-gara bisa tidur di masjid, sementara selama ini untuk tidur bule ini harus dengan bantuan obat tidur. Cerita ini sering aku dengar sebelumnya di komunitas jamaah tabligh yang bersilaturahmi ke mushollaku di kampung;
No comments:
Post a Comment