Thursday, August 16

Farid Hussein dan Kisah Damai di Aceh

Farid itu orang hebat. Pejabat eselon I Depkes ini adalah salah satu aktor penggagas perdamaian di Aceh. Bersama dengan Sofyan Djalil, Hamid Awaluddin dan lainnya Farid menjadi juru runding pemerintah RI dengan GAM. Perawakannya gendut, tapi "mobilitasnya lebih gesit dari aku", kata Shalim Shahab yang hari itu menemani Pak Farid ke Aceh. Masih kata Shalim, Farid sangat dekat dengan RI-2. Bahkan semasa mahasiswa mereka sering belajar bareng". Lika-liku Farid Hussein bernegosiasi dengan para elit GAM dibukukan oleh Salim Shahab dalam "To See The Unseen (Kisah di balik Damai di Aceh)"

Salim, pria Arab asal Madura ini hampir dua tahun tidak ketemu denganku. Pertemuan terakhir di kawinan ponakan Slamet Effendy Yusuf, pertengahan 2005 di Kebumen. Tidak ada yang berubah pada Salim. Masih hangat seperti dulu, khas Arab kebanyakan yang selalu ramah pada orang. Kalau ada yang berubah, mungkin cuma kepalanya yang bakin botak dan badannya makin subur. Untungnya Salim tinggi, jadi kegendutannya tidak terlalu nampak.

Hari itu, begitu acara kelar, Salim aku temani memutari Aceh. Beruntung, Salim dapat tiket sore hari, jadi masih cukup waktu untuk sekedar naik becak atau mencicipi makanan khas Aceh. Maka makanlah kami berdua, bukannya nyari makanan khas Aceh, tapi kami malah berbelok ke Es Teller dan Cafe PP. Aku berterus terang kalau sebenarnya lidahku tidak cocok dengan masakan Aceh. Makanya dikedua tempat itu makanan yang kami santap ya makanan ala Jakarta.

Selama makan, seperti biasa cerita-cerita nostalgia muncul. Tentang ponakannya Pak Slametlah, teman angkatan yang minta dicarikan jodoh, dan orang-orang yang pernah "berjuang" bareng belajar jurnalistik dulu. Dan dari semua pembicaraan, urusan bisnislah yang menggairahkan. "Nanti kalau aku ke Jakarta kita obrolin lagi", janjiku ke Salim.

Selesai makan, kami mampir ke Baiturrahman sebelum akhirnya balik lagi ke Hotel. Sekitar setengah lima, mobil jemputan datang. Salim balik lagi ke Jakarta. Sampai ketemu lagi Pak !

No comments: