Wednesday, January 30

Pak Harto Hidup Lagi

sodara-sodara sebangsa dan setanah air,

Hari ini saya semangkin bangga karena sodara-sodara telah memaafkan saya. Saya juga bangga karena sodara-sodara dengan sukarela mengibarkan bendera setengah tiang. Apa yang Sodara-sodara lakuken tidak lain adalah bukti bahwa sodara-sodara menjalanken nasehat para leluhur kita bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa para pahlawannya. Saya sangat bangga bila sodara-sodara mendukung rencana Pemerintah untuk menganugerahi gelar pahlawan kepada saya. Inilah bukti bahwa saya telah berjasa banyak kepada bangsa ini. Meskipun saya pribadi sebenarnya tidak mengharapkan gelar pahlawan dari Pemerintah. Atas semua itu, saya sampaiken banyak terima kasih, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan sodara-sodara.

Sodara-sodara sebangsa dan setanah air,

Meskipun Pemerintah berencana memberikan gelar pahlawan kepada saya, tetapi ada juga sekelompok orang yang tidak setuju dengan rencana itu. Mereka itu menaruh kebencian yang begitu dalam kepada saya, bahkan meski saya sudah di dalam kubur seperti sekarang, mereka masih saja melontarkan kata-kata yang tidak sopan. Sodara-sodara pasti ingat, ketika jenasah saya masih disemayamkan di Cendana, orang-orang yang mengaku sebagai korban kejahatan saya itu demontrasi sambil melontarkan makian dan kata-kata tidak senonoh terhadap saya. Mereka juga menginjak-injak foto saya, meludahi lalu membakarnya. Saya mendapatkan informasi dari intelijen bahwa para pendemo itu matanya berbinar-binar saat mendapat khabar kalau saya sudah meninggal. Sungguh tindakan mereka itu tidak bisa saya mengerti. Mereka mengaku sebagai korban kejahatan saya, padahal mereka sekarang baru kuliah tingkat pertama. Artinya saat saya lengser keprabon di tahun 1998 pun sebenarnya segelintir orang yang mengklaim sebagai korban saya ini masih di sekolah dasar. Kok bisa mereka menuntut saya, lha wong para anggota komunis yang saya penjarakan tanpa proses pengadilan saja sudah memaafkan kok. Ini anak-anak kemarin sore berani-beraninya mengaku sebagai korban dan menuntut saya dihukum.

Sodara-sodara sebangsa dan setanah air,

Saya berharap sodara-sodara tidak terprovokasi dan ikut-ikutan menghujat saya terus. Perbuatan mengutuk dan membuka aib orang yang sudah meninggal itu dilarang oleh tuntunan agama kita. Dahulu, orang tua saya di Kemusuk mengajarkan begini. Kalau kamu mendengar khabar kematian, ucapkanlah inna lillahi wa inna ilaihi roji'un. Saya juga diajarkan, kalau berpapasan jenasah di jalan, sebaiknya berhenti dulu. Sambil mendoakan jenasah itu agar diampuni dosa-dosanya. Demikian juga Sodara-sodara tidak boleh mendahului jenasah yang sedang dalam perjalanan ke kubur. Berjalanlah di belakangnya. Apakah Sodara-sodara melakukan seperti itu? Atau jangan-jangan Sodara-sodara ikut-ikutan menyumpah serapahi saya?

Sodara-Sodara sebangsa dan setanah air,

Jangan terkecoh oleh pemberitaan media massa bahwa saya ini sudah meninggal. Mereka melakukan itu karena memang itulah kehendak saya. Bukan hal yang sulit buat saya mengatur apa maunya isi berita media-media itu. Lha wong semua media itu sahamnya punya anak-anak saya. Sesungguhnya saya ini belum meninggal. Raja itu titisan Dewa, wakil Tuhan di muka bumi. Jadi tidak pernah mati. Saya sebenarnya hanya "mukso". Semua raja-raja di Indonesia ini sebenarnya tidak mati, hanya lenyap sesaat saja. Karena semua raja yang "mukso" akan menitis kembali kepada raja baru yang dipilihnya. Karena itu sodara jangan main-main, karena saya terus memantau aktifitas sodara-sodara dari Astana Giribangun sini. Saya juga masih mendapatkan laporan intelijen tiap hari. Karena itu kalau sodara macam-macam akan saya "Gebuk".

Sodara-sodara sebangsa dan setanah air,

Ada dua wasiat yang ingin saya sampaikan kepada Sodara-Sodara. Pertama, saya masih ingin menjadi raja lagi. Saya akan membayar hutang atas kesalahan-kesalahan dan kekurangan selama 32 tahun saya memimpin bangsa ini. Saat ini saya sudah mengkonsolidasikan seluruh kekuatan dan pendukung saya untuk ikut pemeilihan presiden 2009. Agar lawan-lawan politik saya tidak mengetahui rencana saya, saya akan menitis kepada Megawati. Karena itu sodara-sodara, jangan lupa untuk memilih Megawati Soekarnoputri pada pilpres 2009 nanti. Ingat sodara-sodara, harus memilih siapa di pilpres 2009 nanti...?

Wasiat kedua yang ingin saya sampaikan, silakan sodara-sodara memanfaatkan dana yang selama ini saya kumpulkan melalui yayasan-yayasan yang ada. Semua dana yang ada di yayasan itu, bisa sodara-sodara manfaatkan.Apakah diantara sodara-sodara ini ada yang pernah mendapatkan bantuan beasiswa Supersemar? Bagus-bagus. Inilah sodara-sodara salah satu manfaat yang pengumpulan dana di yayasan itu. Jadi tidak benar sama sekali kalau tuduhan korupsi yang selama ini dituduhkan kepada saya. Melalui Yayasan Supersemar saja sudah ribuan orang yang kita bantu pendidikannya. Intelijen saya saat ini sedang mengumpulkan informasi apakah para pendemo di hari kematian saya itu ada yang pernah menerima beasiswa supersemar atau menerima bantuan lain dari Yayasan saya. Kalau terbukti, saya akan umumkan mereka itu ke semua media milik keluarga saya. Biar masyarakat tahu kalau mereka itu sebenarnya oang-orang yang bermuka dua.

Sodara-sodara sebangsa dan setanah air,

Hal paling penting yang ingin saya sampaikan yakni menyangkut keberadaan surat perintah 11 Maret (Supersemar). Terus terang surat itu versi aslinya saya minta ditanam bersama jasad saya di Astana Giribangun. Saya sudah mempertimbangken secara matang kalau surat ini lebih bermanfaat saya bawa ke liang kubur. Saya khawatir kalau surat ini saya simpen di Cendana atau disimpan di musium, akan jadi masalah lagi di kemudian hari. Terus terang sampai sekarang saya tidak mengerti, mengapa masih ada orang-orang yang mempertanyakan keaslian Supersemar yang saya pengang. Kalau misalnya mereka bisa membuktikan bahwa surat saya palsu, apa yang akan mereka lakukan? Mau menggugat keabsahan saya sebagai Presiden saat itu? Hanya untuk meluruskan sejarah, atau jangan-jangan mereka itu mau mencari pembenar kalau saya waktu itu sebenarnya melakukan kudeta terhadap Soekarno. Itu sama sekali tidak benar sodara. Surat itu asli. Kalau sodara tidak percaya, tanyaken langsung ke Pak M. Yusuf. Saya dan Pak Yusuf memang sudah berkomitmen untuk menyimpan rapat-rapat dokumen asli Supersemar, agar tidak jatuh ke tangan orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Ingat sodara-sodara, Komunis itu tidak pernah mati. Dan tetap menjadi bahaya laten. Karena itu sodara-sodara harus selalu waspada terhadap kebangkitan Komunis. Bila sodara menjumpai aktifitas mencurigakan orang-orang komunis, segera laporkan kepada intelijen saya.

Terakhir, saya ingin berpesan kepada Sodara-sodara untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Pertahankan NKRI. Amalkan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Jangan mau diadu domba oleh kekuatan asing yang ingin menghancurkan bangsa ini, baik atas nama HAM, Demokrasi atau isu-isu lain yang dibawa dari barat sana. Kita adalah bangsa timur yang memiliki nilai-nilai luhur. Nilai-nilai itulah yang harus terus kita pupuk dan lestarikan.

Demikian yang bisa saya sampaiken. Selamat menjalankan aktifitas, semoga Tuhan YHM selalu melindungi kita dan membimbing bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan bermartabat.

salam,

HM. Soeharto

No comments: